Jokowi Minta PBB Berperan Memenuhi Akses untuk Obat dan Vaksin Covid-19

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengharap, Federasi Bangsa-Bangsa (PBB) berperanan penuhi akses pada beberapa obat dan vaksin Covid-19 untuk seluruh pihak.

 

Hal itu dikatakan Jokowi waktu menyampaikan pidato pada Pertemuan Tingkat Tinggi (KTT) kesebelas ASEAN-PBB yang diadakan secara virtual, Minggu (15/11/2020).

Ia juga memberikan contoh, PBB dan ASEAN bisa bekerjasama pastikan kesiagaan dalam hadapi peluang wabah baru di periode kedepan.

“Di teritori Asia Tenggara, belajar pada wabah ini, kita usaha bangun mekanisme dan sistem teritori seperti ASEAN Response Fund for Covid-19, ASEAN Regional Reserve of Medical Supplies, ASEAN Comprehensive Recovery Frame-work, ASEAN Frame-work on Public Health Emergencies, dan ASEAN Travel Corridor Arrangement Frame-work,” kata Jokowi.

Ia juga mengharap, PBB kembalikan keyakinan pada multilateralisme. “PBB harus kembalikan keyakinan pada multilateralisme. Keyakinan akan tumbuh bila multilateralisme bisa penuhi keinginan warga dunia terutamanya dalam menantang wabah,” papar Jokowi.

Menurutnya, dengan wabah Covid-19 ini, dianya berkeyakinan, ada pengetahuan untuk membenahi mekanisme kesehatan nasional dan regional. “Kami percaya, pembaruan pada mekanisme kesehatan nasional dan regional menjadi dasar yang kuat untuk pembaruan tatanan kesehatan global,” terang Jokowi.

Awalnya, Jokowi menggerakkan Federasi Bangsa-Bangsa (PBB) untuk jaga keberagaman dan toleransi di dunia. Jokowi sedih, di tengah-tengah wabah Covid-19, masihlah ada intoleransi berlagakma dan kekerasan yang mengatasnamakan agama.

“Jika ini didiamkan, maka mengoyak serasi dan menyuburkan radikalisme dan berlebihanisme. Ini jangan berlangsung,” kata Jokowi pada Pertemuan Tingkat Tinggi (KTT) kesebelas ASEAN-PBB yang diadakan secara virtual di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu (15/11/2020).

Menurutnya, dunia memerlukan persatuan, persaudaraan dan kerja sama untuk menangani Covid-19 dan rintangan global yang lain. Ia menjelaskan, selaku negara demokrasi paling besar ke-3 di dunia, Indonesia berpandangan kebebasan berekspresif tidak memiliki sifat absolut. Nilai, simbol, dan sensitivitas agama selalu harus disegani.

“Ketika yang serupa, Indonesia menyumpah semua wujud kekerasan dengan fakta apa saja. Terorisme tidak ada hubungannya dengan agama. Terorisme ialah terorisme,” papar Jokowi.

Presiden Jokowi minta Menteri Koordinator Sektor Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan jaga perkembangan investasi supaya tidak minus di atas 5 %. Ini untuk mengangkat perkembangan perekonomian Indonesia di kuartal III 2020.

error: Content is protected !!